Kondisi pandemi Covid-19 telah memaksa sebagian besar orang berkegiatan dari rumah untuk jangka waktu lama.

Kondisi ini, menginspirasi kalangan arsitek dan perencana lingkungan membangun kreasi yang menyesuaikan dengan tata ruang bangunan maupun ruang-ruang terbuka, dalam mendukung adaptasi perubahan perilaku di masa pandemi.

Kontribusi para ahli lanskap menghadapi tatanan kehidupan baru yang berdampingan dengan Covid-19, dibahas dalam seminar online tentang Arsitektur Hijau – Inspirasi dan Adaptasi, yang diselenggarakan Asrinesia bersama Kenari Djaja, Kamis (17/12/2020)

Ketua Umum Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), Dian Heri Sofian ST MT, mengatakan arsitek lanskap ikut berperan dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sehat yang menjadi kebutuhan masyarakat dan lingkungan di era pandemi.

“Peran ini sangat penting, menjadikan ruang terbuka hijau untuk memberi pengaruh sehat, menambah fungsi aktivitas baru, disamping aspek keindahan sebagai taman atau ruang publik,” kata Dian.

Menurut Dian, ruang terbuka dengan hamparan pohon dan tanaman hijau tentunya membawa kesejukan dan suasana yang berbeda di tengah lingkungan perkotaan, khususnya di masa pandemi.

“Kondisi ruang terbuka yang dirancang terintegrasi dengan mengedepankan protokol kesehatan tentunya memberikan kenyamanan, sehingga masyarakat dapat merasakan kualitas hidup sehat yang maksimal,” tandasnya.

Arsitek lanskap yang juga pengamat lingkungan, Ir Nirwono Yoga MLA, mengatakan potensi arsitek lanskap dalam mengolah ruang terbuka hijau bisa menghasilkan karya yang dominan dan memiliki daya tarik, serta memiliki timbal balik terhadap lingkungan sekitarnya.

“Oleh karena itu, seyogyanya setiap wilayah memiliki kebijakan program penghijauan yang menerapkan konsep pembangunan ramah lingkungan, sehingga berkontribusi terhadap perencanaan tata ruang dan wilayah, secara keseluruhan,” jelas pengamat yang banyak memberi masukan penting pada stakeholder di perkotaan dan daerah ini.

Praktisi arsitektur sekaligus ketua program magister arsitektur lanskap Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Budi Faisal MLA MAUD IAI menjelaskan, arsitektur hijau memiliki konsepsi yang ramah terhadap lingkungan sekitar.

“Adaptasi arsitektur lanskap, mampu meningkatkan sistem nilai ruang sebagai sebuah konsepsi rancangan arsitektur yang terbuka, komunikatif, ramah lingkungan dan sehat,” tandasnya.

Direktur PT Kenari Djaja Prima, Hendry Sjarifudin, mengatakan arsitektur lanskap merupakan hal baru bagi Kenari Djaja.

“Namun, kami tetap mendukung seminar ini karena erat kaitannya dengan dunia arsitektur bangunan dan gedung yang menjadi kebutuhan hidup manusia termasuk di Indonesia,” pungkasnya.

Sumber: BeritaSatu.com